Berita Ekonomi, Krisis Zona Euro ‘Menakutkan’, SBY Janji Respon Cepat

Berita ekonomi terbaru mengulas tentang pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah mempertimbangkan dilakukannya respon cepat untuk apa yang Ia sebut sebagai krisis “menakutkan” zona euro. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa perekonomian Indonesia berkembang pesat dan tetap stabil di tengah guncangan eksternal yang sedang terjadi.

Presiden SBY mengungkapkan dalam konferensi pers sebelum pertemuan Kabinet pada hari Jumat lalu bahwa kemungkinan minggu depan akan ada kebijakan tanggapan dan tindakan seperti apa yang seharusnya kita lakukan untuk menghindari gelombang yang akan memukul perekonomian kita. Beliau menambahkan bahwa ini merupakan peringatan dini, dan pemerintah harus melakukan segalanya dengan benar.

Seperti yang kita ketahui dari berita ekonomi, dampak dari meningkatnya krisis utang di beberapa wilayah negara terkaya dunia dan negara-negara berkembang lainnya yang notabene banyak mengirim produk mereka, memiliki dampak yang besar pada pasar keuangan Indonesia dan mulai mempengaruhi kegiatan perdagangan negara kita ini.

Dapat kita ketahui dari berita ekonomi terkini bahwa nilai tukar rupiah mengalami kerugian bulanan terburuk pada bulan November sejak tahun 2009, jatuh 3,5 persen menjadi Rp 9.170 terhadap dolar AS. Hal ini dikarenakan investor asing mengurangi kepemilikan obligasi pemerintah Indonesia sebesar Rp 5 triliun untuk beralih ke instrumen yang lebih aman seperti dolar AS dan bisnis Online trading. Ekspor bulanan Indonesia juga melambat sebesar 4,2 persen pada bulan Oktober setelah penurunan 4,5 persen pada bulan September.

Pada basis tahunan, pertumbuhan ekspor melambat menjadi 30,36 persen pada periode Januari-Oktober dari 37,5 persen pada periode Januari-September. Paket stimulus fiskal harus dipersiapkan jika krisis memburuk. Prinsipnya adalah bahwa dengan cadangan risiko yang telah disiapkan, jika krisis terjadi dan memerlukan reaksi yang lebih besar, pemerintah akan merevisi APBN lebih awal dari jadwal.

Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga acuan sebesar 75  poin selama dua bulan terakhir menjadi 6,0 persen untuk menyediakan biaya pinjaman yang lebih rendah dan meningkatkan pinjaman untuk merangsang ekspansi konsumsi dan ekonomi bisnis yang akan bergantung pada konsumsi dalam negeri, karena ekonomi global diperkirakan akan melambat tahun depan sebagai bentuk kesulitan berlarut-larut ekonomi negara-negara kaya. Kita bisa lihat kemajuannya pada berita ekonomi selanjutnya.